Selama dua puluh lima tahun kita melaksanakan pembangunan dengan berpelita terdapat banyak bukti bahwa pembangunan ekonomi yang mengutamakn pertumbuhan ternyata tidak berdampak positif terhadap segi pemerataan, masuknya perekonomian modern ke wilayah-wilayah pedesaan telah menimbulkan kompetisi yang tidak seimbang antara sector modern yang ekstratif dengan sector tradisional yang subsisten, masih dipertanyakan apakah pembangunan yang dinilai berhasil, bukan saja oleh kita sendiri, tetapi juga oleh berbagai kalangan di luar negeri.sudah merata sampai ke desa terpencil baik di pedalaman maupun di perbatasan, Letak geografis desa-desa tersebut yang berada di dalam atau sekitar hutan dengan sarana dan prasarana perhubungan yang serba terbatas menyebabkan penduduk pedesaan sulit untuk melakukan hubungan ekonomi dengan dunia luar,Akses terhadap dunia luar yang serba terbatas ini membuat kehidupan penduduk setempat sulit untuk berkembang, dengan kondisi seperti ini maka hutan merupakan satu-satunya tempat bagi penduduk pedesaan untuk menggantungkan hidupnya,baik untuk pemenuhan pangan (Kalori, Protein nabati dan hewani) maupun kebutuhan akan uang tunai. Kebutuhan kalori dipenuhi antara lain dengan cara berladang berpindah,suatu sistem tradisonal yang akhir-akhir ini dicurigai sebagai salah satu penyebab kerusakkan hutan tropika kita. Masalah pembangunan pedesaan yang seharusnya menarik para peneliti sosial dari semua cabang ilmu ternyata masih kurang tergarap dibandingakn masalah pembangunan ekonomi pada umumnya,Kebanyakan peneliti lebih tertarik bidang-bidang pembangunan sektor modern,karena bidang ini jauh lebih mudah dianalisis dengan menggunakan peralatan teori ekonomi neoklasik yang diajarkan pada mereka.