Reforma agraria merupakan penataan kembali struktur penguasaan, kepemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk kesejahteraan masyarakat. Potensi penataan akses reforma agraria untuk ketahanan pangan di Desa Pagerjurang menjadi suatu hal menarik untuk dikaji, mengingat penggunaan tanah di Desa Pagerjurang seluas 147,70 hektar atau seluruh wilayahnya berupa tanah kering. Reforma Agraria khususnya penataan akses menjadi salah satu program dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang diselenggarakan di Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk. Program yang digagas sejak tahun 2022 ini sudah menjalani skema 1 dalam tahapan penyelenggaraannya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbandingan profil usaha beternak sapi dan bertani alpukat. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi penataan akses reforma agraria pada ketahanan pangan masyarakat, dan hal apa saja yang dapat dikembangkan untuk keberlangsungan reforma agraria di desa Pagerjurang. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan (mix method) yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui wawancara terhadap masyarakat desa Pagerjurang. Untuk metode kuantitatif dilakukan melalui pembagian kuesioner sejumlah 30 responden. Responden yang diambil merupakan masyarakat desa Pagerjurang. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa peternakan sapi masih menjadi penghasilan utama dibandingkan dengan bertani alpukat, karena jangka waktu panen yang relatif lebih cepat. Dari segi ketahanan pangan masyarakat pagerjurang dapat dikatakan sebagai cukup pangan.