Penelitian ini mengkaji perubahan pemanfaatan tanah adat di Desa Adat Ubud. Bali, dan perubahan pemanfaatan tanah adat berdampak terhadap lingkungan, budaya, dan ekonomi setempat. Tanah adat di Desa Adat Ubud awalnya digunakan untuk perumahan dan pertanian, terutama dalam kegiatan bercocok tanam padi dan pertanian kering serta berbagai upacara adat dan kegiatan sosial budaya. Dengan perkembangan pariwisata, tanah adat mengalami transformasi signifikan menjadi lokasi wisata, penginapan, dan bangunan komersial lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, mengumpulkan data melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan tokoh adat dan masyarakat setempat, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan fungsi tanah adat di Desa Adat Ubud, yang mencakup ±46.318 m² atau sekitar 15% dari total luas tanah adat, memberikan manfaat ekonomi dengan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata yang mencapai 54,6 miliar pada tahun 2019. Namun, dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal juga signifikan. Dampak lingkungan meliputi peningkatan polusi udara akibat berkurangnya lahan hijau dan meningkatnya penggunaan alat transportasi serta pembangunan infrastruktur. Dampak budaya terlihat dari mulai pudarnya nilai-nilai adat dan tradisi dalam pengelolaan tanah serta berkurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Kesimpulannya, alih fungsi tanah adat di Desa Adat Ubud membawa perubahan multidimensi yang penting, sehingga diperlukan kebijakan yang seimbang antara pengembangan ekonomi dan pelestarian budaya serta lingkungan. Rekomendasi yang diusulkan termasuk peningkatan regulasi perlindungan tanah adat, penguatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan tanah berkelanjutan, dan promosi pariwisata berbasis budaya yang menghargai kearifan lokal