"Memayu Hayuning Bawono" adalah membuat alam sejahtera beserta penduduknya yaitu berupa tata air sebagai sumber kehidupan, tumbuh-tumbuhan, binatang, alam keseluruhan beserta manusianya. Manusia tidak akan sejahtera bila, alamnya rusak. Dan oleh Tuhan alam/dunia itu diserahkan manusia sebagai "khalifah-Nya" untuk dikelola bagi kesejahteraan.

"Memayu hayuning bawono" terdiri dua unsur filosofi yaitu "rahayuning bawono kapurba waskitaning manungsa" -kesejahteraan alam (ekologi) yang mampu merawat adalah manusia yang "bijaksana dan berilmu"-. Di sisi lain "rahayung manungsa dumadi karana kamanungsane" -kesejahteraan manusia harus didukung dengan orang-orang yang kuat nilai perikemanusiaannya-. Sisi ini terdiri beberapa bagian lagi yaitu "memayu hayuning saliro/diri/raga", "memayu hayuning keluargo", dan "memayu hayuning bangsa".

Untuk mencapai manusia yang "waskita" dan kuat nilai perikemanusiaannya adalah dengan kegiatan pendidikan yaitu "mangasah mingising budi". Bila manusia tersebut gagal, artinya merusak ekologi atau merusak kehidupan manusia, maka harus dilakukan tindakan "memasuh malaning bumi" untuk dikembalikan ke garis kehidupan merawat alam atau merawat perikemanusiaan.