Data pertanahan yang dikelola oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan data perpajakan yang dikelola oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) memiliki kesamaan objek, yaitu persil tanah. Salah satu karakteristik utama dari tanah adalah bahwa itu memiliki lokasi yang tetap dalam ruang (spasial) dan tidak bergerak. Data pertanahan memiliki potensi untuk membantu memperbarui data milik pajak, sementara data perpajakan memiliki potensi untuk mendukung data pertanahan dalam menentukan Zona Nilai Tanah (ZNT) untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan data pertanahan untuk diintegrasikan dengan data perpajakan dalam format digital yang merupakan prospek kadaster multiguna dapat menghasilkan sebuah sistem informasi pertanahan yang multifungsi.

Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: wawancara, observasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Kuesioner disebarkan dan diolah mendasarkan pada PIECES framework dan Analysis (IPA) kepada 15 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi yang dibuat menghasilkan tingkat kepuasan berpredikat puas sedangkan pada tingkat kepentingan berpredikat sangat penting.