Hak atas tanah dan properti bagi perempuan merupakan aspek yang sangat penting dalam pemberdayaan ekonomi. Pendekatan gender merupakan salah. satu cara yang digunakan untuk meminimalisir ketimpangan penguasaan dan pemilikan hak atas tanah. Penanganan akses reforma agraria hadir sebagai salah satu kebijakan yang diharapkan dapat berkontribusi untuk mengatasi masalah tersebut. Pelaksanaan PARA tahun 2021 di Kalurahan Selopamioro belum menujukkan keterlibatan minimum perempuann (30%) meskipun sudah memiliki indikator khusus dalam Juknis tersebut.

Penelitian diawali dengan menjelaskan manfaat ekonomi yang diterima oleh kelompok laki-laki dan perempuan hingga pengintegrasian gender dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Data untuk mendukung tulisan ini diperoleh dengan metode campuran. Penelusuran data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan data kualitatif dengan wawancara mendalam. selain itu peneliti juga melakukan observasi dan analisis dokumen yang berasal dari Juknis penanganan ARA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan pendapatan yang bersumber dari usaha pertanian. Serta tidak ada perubahan gender baik sebelum dan setelah PARA. Perempuan di kalurahan tersebut hanya berperan sebagai pendamping laki-laki saja. Dalam hal pengintegrasian gender keterlibatan perempuan sudah ada meskipun hanya ditemukan pada kegiatan perekrutan FS dan pemetaan sosial. Melihat kerangka program perempuan memiliki peran dan tempat yang besar dalam kegiatan, serta diperhitungkan kontribusinya dalam ekonomi keluarga. Nyatanya rekomendasi tersebut tidak sepenuhnya dijalankan secara maksimal. Sehingga diperlukan menambahkan ind.kator gender dalam setiap pelaksanaan program PARA.