Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Indonesia adalah suatu program percepatan pendaftaran tanah sebagai langkah untuk mengantisipasi konflik dan sengketa guna menjamin kepastian terkait hak atas tanah yang dimiliki oleh masyarakat. Proses peningkatan kualitas data spasial sebagai indikator penyelesaian kegiatan PTSL Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng berhasil melaksanakan kegiatan Deklarasi Kelurahan Lengkap. Namun pasca deklarasi kelurahan lengkap data spasial bidang tanah masih ditemukan adanya anomali bidang tanah pada peta pendaftaran KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan). sehingga perlu dilakukan pembenahan data spasial agar tercipta kualitas data spasial bidang tanah valid.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses dan hasil peningkatan kualitas data spasial di Kelurahan Kampung Singaraja. (2) Untuk mengetahui akurasi hasil peningkatan kualitas data spasial pasca PTSL di Kelurahan Kampung Singaraja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pencinian deskriptif dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan Kuantitatif (mixed methods). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan proses dan hasil dari peningkatan kualitas data spasial dalam membangun desa/kelurahan lengkap. Sementara itu, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui kesesuaian letak relatif, bentuk, dan luas bidang, serta posisi bidang tanah pada peta pendaftaran KKP pasca deklarasi kelurahan lengkap dengan koordinat lapangan.

Hasil dan analisis dari penelitian ini adalah (1) Proses pelaksanaan deskelurahan lengkap yang meliputi berbagai tahapan seperti sosialisasi, koordinasi, persiapan data pendukung, validasi tekstual buku tanah dan surat ukur, serta tahap akhir berupa pengajuan deklarasi. Hasil dari pelaksanaan deklarasi kelurahan lengkap di Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng berhasil mendeklarasikan & kelurahan lengkap sebagai indikator penyelesaian kegiatan PISI pada tahun 2020. (2) Kesesuaian data spasial bidang tanah antara peta pendaftaran KKP dengan hasil ukur lapang terkait letak relatif, bentuk geometris analisis menggunakan ketentuan Juknis PTSL 2020 sedangkan luas dan posisi titik Koordinal bidang tanah analisis menggunakan ketentuan PMNA/KaBPN Nomor 3 Tahun 1997. Berdasarkan analisis 100% memenuhi kriteria letak relatif, 93,33% memenuhi bentuk geometris, 80% memenuhi toleransi luas, dan akurasi posisi titik koordinat tanah tidak memenuhi beda posisi dari toleransi sebesar 0,3 m. Berdasarkan hasil uji-t koordinat x dan y yaitu terdapat perbedaan yang signifikan.