"Jika kita baca puisinya, terasakan betapa sarat akan teks ilahi dan tekstur alami. Mungkin berakar dari desa kelahirannya di Jatibogor, Suradadi, Tegal yang dipenuhi oleh budaya pesisiran yang islami. Sebagai penyair, Akhmad Sekhu adalah seorang otodidak, jika dilihat dari latar pendidikannya?

Sri Sultan Hamengkubuwono X Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

"Setelah membaca puisi dalam buku Memo Kemanusiaan karya Akhmad Sekhu ini, aku jadi mengerti lebih dalam mengenai dunia seni yang tidak hanya melulu hingar bingar musik, lagu dan tari tarian yang indah, tetapi ada juga puisi yang isinya sangat bermakna dan langsung menusuk dada. Sungguh indah puisi-puisi di buku ini, juga penuh arti dan sangat mendidik."

Cinta Laura Kiehl Bintang Film, Sinetron, Penyanyi

"Ibarat sebuah foto, puisi-puisi dalam buku ini mempunyai elemen-elemen 'depth of field' atau kedalaman perspektif gambar yang tiada berujung. Mas Akhmad Sekhu merangkum perspektif itu dalam kosakata liar, retorika pluralis, historis dan kaya yang akan membangkitkan perenungan mandiri pada rasa kemanusiaan di bumi yang ini. Saya berimajinasi, buku ini menjadi buku referensi di kampus-kampus jurusan bahasa Indonesia, di berbagai universitas di Amerika dan seluruh dunia. Mengapa? Agar mata dunia turut merasakan keindahan dan kedalaman puitisasi seni dari salah satu budayawan dan penulis puisi terbaik di tanah air".