Buku ini adalah supaya untuk memaparkan teori hukum sebagai suatu subjek yang berdiri sendiri, tanpa harus dikaitkan dengan berbagai mathab hokum yang ada yaitu "teori hukum sebagai teori hukum dan bukan menjelaskan "toon hukum menurut siapa". Upaya ini diniatkan untuk menerangkan bagaimana rumpun masalah teori hua harus atau minimal sebaiknya dipahami.

Dalam buku ini penulis menggagas vuatu model penjelajahan teoretis yang menjarul pengamatan penulis, selama ini belum pernah diajukan dalain wacana Shalat maupun teori hukum di Indonesia. Teatu qoli bisa keliru di sana-sini, tetapi Mohandas Uttamchand Kacamchand Gandhi (1822-1885) pernah menyatakan, bahwa "The right to err, chich means the freedom to try experiments, is the wiitersal of all progress.

Bukankah selama ini kita selalu bertanya dan berupaya memahami definisi hukum itu? Bahkan Immanuel Kant (1724-1804) mengakui bahua masalah ini tidak pernah jelas. Dalam buku ini diperjuangkan untuk menanggapi berbagai pertanyaan mengenai teori hukum dengan harapan akan mampu menerangkan bagaimana sebenarnya Malu teori hukum terbentuk: bagaimana struktur dan peranannya; apa kangekuensinya, dan sebagainya.

Sejumlah gagasan yang pernah penulis uraikan dalam buku-buku atau berbagal artikel yang pernah terbit, telah dikemukakan lagi guna mengangkatnya kembali dan sekaligus mendukung wacana yang lebih kumpleks dalam buku ini

Kendati demikian, baka ini tetap harus dipandang sebagai bagian dari perjuangan manusia yang tidak akan pernah selesai untuk menemukan hukum dan mendapatkan keadilan yang sempurna, skipun Bernal Rathers (1930-) pernah menyatakan kira-kira begini hukum yang ditujukan untuk mencapai keadilan itu pada akhirnya alah hasil perumusan mamala, jadi bisa saja salah, sehingga tidak mungkinlah kita mengharapkan keadilan sempurna di dunia ini Barang siapa bersikeras menghendaki keadilan yang sempurna, dia harus mencarinya di alam yang lain